Jember (stdiis.ac.id) – Guna memberi bekal dan motivasi kepada penuntut ilmu dalam berdakwah, serta mencontoh langkah-langkah ulama terdahulu dalam menuntut ilmu, Prodi Ahwal Syakhsiyyah STDIIS Jember bekerjasama dengan Forum Kajian Ilmu Fiqih (FAKIH) melaksanakan dauroh “Ilmiyyah Fiqh Syafi’iyyah”.
Acara ini menghadirkan Dr. Labib Najib Abdulloh Ghalib Al-Yamani, lulusan doktoral dari Jami’ah Al-Qur’an Al-Karim wa Al-Ulum Al-Islamiyyah, Sudan dalam bidang Fiqih Islam dengan predikat Mumtaz.
Dalam perkuliahan kampus STDIIS Jember sendiri, fiqih dipelajari secara Muqaranah (perbandingan) dari fiqih 4 madzhab, yakni Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad. Sementara acara ini dikhususkan untyuk menguasai dasar-dasar ilmu fiqih Syafi’i.
“(Mahasiswa) harus mempelajari fiqih di satu madzhab dulu dan benar-benar memahami madzhab itu dengan baik, sehingga ketika dia masuk ke fiqih lintas madzhab, dia sudah memiliki bekal, sehingga tidak keluar dari kelas dalam keadaan kebingungan dengan pendapat-pendapat yang ada.” Kata Ustadz Nurul Fahmi, Penanggung jawab dauroh. (Sabtu, 12/Jumada II/1441 H).
Dauroh ini berlangsung dalam kurun waktu 4 hari, dari Hari Kamis (6/02/2020) sampai Hari Ahad (9/02/2020) di Masjid Ar-Rahmah STDIIS Jember, ini membedah salah satu kitabnya yang berjudul Ad-durroh Al-fadzdzah Syarhu An-Nubdzah sebanyak 15 sub bab. Pembahasan dimulai dari bab thaharah (tata cara bersuci) sampai bab puasa.
Pemateri kelahiran tahun 1982 ini telah menulis sebanyak 8 kitab, dan saat ini sedang dalam proses penulisan kitab berikutnya, serta aktif mengisi dauroh dan taklim di masjid, kampus dan pondok-pondok pesantren di dalam dan luar Indonesia (secara online).
Peserta dauroh ini diwajibkan bagi mahasiswa Prodi Ahwal Syakhsiyyah semester 6 dan 8, serta dianjurkan untuk para dosen dan mahasiswa STDIIS Jember secara umum.
Salah satu peserta dauroh, yang juga menjabat sebagai ketua panitia, berharap agar dauroh khusus dalam bidang fiqih ibadah seperti ini terus membudaya, ditambah faktor wilayah di Indonesia yang memang mayoritas bermadzhab syafi’i.
“(Kita tinggal di lingkungan yang mayoritas) bermadzhab syafi’i, ternyata (penerapannya) masih jauh dari Madzhab Syafi’i.” Tutur Dwi Novianto, Ketua Panitia Dauroh.
Program ini dan didukung oleh BEM STDIIS Jember, Mulazamah Organizer (MO), Yayasan At-Turots Al-Islami Yogyakarta dan Indonesian Thaibah Center (ITC).