Jember (stdiis.ac.id) – Guna memberi wawasan dan edukasi kepada para dosen dalam hal kepenulisan di jurnal kampus, STDIIS Jember melakukan kerjasama antar perguruan tinggi tingkat nasional di bidang penelitian dengan Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor.
Acara ini dikemas dalam bentuk seminar yang berlangsung di aula STDIIS Jember pada hari selasa, 15 Juni 2021. Menghadirkan seorang dosen dan editorial board jurnal Tsaqafah UNIDA Gontor sebagi pemateri, yakni Dr. Syamsuddin Arif, M.A. dan diikuti oleh segenap dosen dari kampus STDIIS Jember.
Mengusung tema “Peningkatan Kualitas Jurnal Dengan Double-Blind Review”, acara yang berlangsung sekitar 120 menit ini merupakan wujud implementasi UU no.12/2012 tentang pendidikan tinggi yakni “Dosen secara perseorangan atau berkelompok wajib menulis buku ajar atau buku teks, yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi dan/atau publikasi ilmiah sebagai salah satu sumber belajar dan untuk pengembangan budaya akademik serta pembudayaan kegiatan baca tulis bagi sivitas akademika (Pasal 12 ayat 3).
Dalam pemaparannya, pemateri menekankan jika tugas dan kewajiban dosen tidak hanya mengajar, tapi mengembangkan dan menyebarluaskannya.
“Mengembangkan ilmu yang sudah kita punya. Supaya, ilmu yang kita punya itu, 5 tahun yang lalu dengan (yang) sekarang itu beda. Beda kuantitasnya dan beda kualitasnya. Ilmu kita semakin banyak, semakin mendalam dan semakin luas. Itu sebenarnya adalah tanggung jawab kita (sebagai dosen). Itulah yang diharapkan (bukan hanya) oleh negara melalui undang-undang, tetapi juga oleh masyarakat dan kampus. Supaya apa? Agar yang kita ajarkan kepada mahasiswa itu selalu ada yang baru. ” ungkap alumnus International Islamic University Malaysia (IIUM) ini.
Seminar tentang review jurnal ini juga bertujuan untuk meningkatkan mutu karya ilmiah dan kepercayaan masyarakat ilmiah maupun umum terhadap ilmu pengetahuan. Dalam pemaparannya, pemateri juga mengulas tentang perbedaan double-blind review, single-blind review dan open peer review.
Dosen juga harus melakukan 2 hal sekaligus, yakni mengajar dan meneliti.
“Jadi bukan hanya mengulang-ulang materi yang sudah bertahun-tahun, tetapi selalu ada improvement atau peningkatan.” Ungkap dosen yang juga sempat berguru empat tahun lamanya (2003-2007) di Orientalisches Seminar, Johann Wolfgang Goethe-Universität Frankfurt Jerman ini.
Turut hadir dan memberikan sambutan langsung, Ketua STDIIS Jember, Dr. Muhammad Arifin, M.A. meminta seluruh peserta seminar untuk tidak berhenti belajar dan tidak mudah berbangga diri.
“Sebagai Pengantar dalam pembukaan ini, mari kita membuka mindset kita (dan) hati kita, bahwa kita harus mendapatkan sesuatu yang baru, dalam pola pikir, dalam cara menulis dan meneliti. Ini sangat penting untuk pengembangan kita secara personal atau lembaga.” Pungkasnya. (14 Dzulqo’dah 1442 H)
Kerjasama kedua kampus ini juga diharapkan berlanjut ke depan dalam berbagi bidang, guna menjalankan Tri Dharma perguruan tinggi dan kebermanfaatan luas bagi masyarakat.